Minggu, 16 Mei 2010

PRAKATA

Blog ini bukan/tidak diperuntukkan bagi anda-anda yang telah merasa mapan, lulusan pesantren atau jebolan perguruan tinggi islam atau juara MTQ, atau yang sudah merasa menemukan jalan islam yang pas betul bagi dirinya, atau yang sudah yakin betul bahwa Islam yang dipilihnya itu sudah benar karena sudah merasakan sendiri pertolongan dan kasih sayang Tuhan bahkan akrab berdialog dengan Tuhan, atau sudah merasakan keajaiban 'tangan Tuhan' tidak hanya sekali tetapi beberapa kali. Terhadap Anda-anda yang seperti itu, saya ucapkan: Selamat dan Salut ! Angkat topi!

Blog ini dimaksudkan bagi orang-orang yang seperti saya ini, sudah cukup umur bahkan hampir uzur, tapi masih merasa bingung, belum juga ketemu rahasianya bagaimana sih beragama Islam yang utuh dan benar yang kepinginnya sih mampu memberi rasa damai dan ketenangan bathin yang langgeng tatkala melaksanakan rukun-rukun Islamnya karena memahami benar rukun-rukun Imannya.

Jadi, kalau disimpulkan, kira-kira kalimat curhatnya seperti ini: saya kepingin sekali belajar agama Islam yang bisa membuat saya utuh, ya bikin sehat jasmani dan ruhani, ya bikin bahagia dunia dan akhirat, sambil kalau boleh sih bisa diberi kelebihan (dimampukan) bisa menolong banyak orang lain di dunia yang lagi susah atau pada sakit, apalagi kalau bisa diangkat jadi PNA (Pegawai Negeri Allah) dan digaji sama Allah, lalu nanti pulangnya bakalan khusnul khotimah. Kumplit pokoknya mah!

Adakah jalan yang singkat, mudah, tapi jitu?

Bukankah katanya Al Quran itu - tentunya selain sebagai pemberi petunjuk dan peringatan - adalah pembawa berita gembira dan juga obat (as-syifa)?

Semua hasrat dan tanya di atas, kemudian saya jadikan amunisi dan energi untuk bekal berkontemplasi, sambil berdoa dalam hati, mudah-mudahan tidak perlu sampai puluhan tahun tapi cukup beberapa tahun tapa untuk dibukakan pencerahan hati menjawab hasrat dan tanya di atas.

Hasilnya? Walaupun tapa saya belum tamat dan belum layak turun gunung, tapi ada baiknya apa yang sudah saya peroleh, saya share, barangkali ada gunanya. Jadi, dinamika perjalanan ke dalam diri itu saya rangkum ke dalam sebuah dialog imajiner berikut ini. So, selamat membaca sambil membandingkan dengan pengalaman perjalanan diri masing-masing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar